Minggu, 17 Maret 2013

FENOMENA PEMERKOSAAN ORANG TERDEKAT HINGGA INSES

Belakangan ini marak terungkapnya kasus pemerkosaan yang dilaporkan kepada polisi. Mirisnya lagi, kebanyakan pelapor mengatakan ,pelaku adalah orang terdekatnya bahkan darah sekandungnya sendiri. Entah, apa yang ada dipikiran pelaku dengan tega merenggut kesucian orang terdekatnya sendiri.

Sebagai contoh , kasus perkosaan yang terjadi pada PD (18),Jakarta, yang mengaku diperkosa ayahnya sendiri selama 5 Tahun ketika ia berusia 13 tahun silam. Atau kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru) terhadap R, siswinya sendiri di NTT (Nusa Tenggara Timur).

Sangat banyak kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh orang –orang terdekat korban, mulai dari teman sepermainan, pendidik, kakak , adik , bahkan seorang ayahpun tega melakukannya.Kasus pemerkosaan yang dilakukan seorang ayah terhadap anak gadisnya sendiri atau yang lebih sering disebut hubungan Inses sangatlah ironi. Bagaimana mungkin seorang ayah tega menodai anak kandungnya sendiri terlebih sampai bertahun-tahun. Atau Kasus seorang pendidik yang juga tga melakukan hal bejat terhadap anak didiknya sendiri.

Sebenarnya , apa yang terjadi dilingkungan mereka ? Orang terdekat seperti ayah harusnya menjaga darah dagingnya sendiri. Begitupun pendidik, sangat tidak terpuji seorang pendidik melakukan pemerkosaan bahkan dilingkungan sekolah. Orang-orang seperti merekalah yang seharusnya mengayomi ‘putra-putri’ mereka.

"Saya yakin kita tidak akan pernah menemukan data terpercaya tentang kuantitas kejadian inses. Ini adalah kejahatan dalam area yang sangat privat. Anak berada dalam kekuasaan ortu sehingga kecil kemungkinan berteriak," Menurut psikolog forensic, Reza Indragiri Amriel ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (21/2/2013).

Kebanyakan dari kasus Inses terjadi dikalangan menengah kebawah, dan kebanyakan dari mereka adalah pengangguran sedang sang istri sibuk mencari nafkah dan tidak memperhatikan perkembangan anak gadisnya sendiri. Sedang pelaku pendidik , kebanyakan dikarenakan factor lingkungan pelaku.

Yaa, kebanyakan korban memilih untuk tutup mulut karena desakan ancaman yang keluar dari pelaku pemerkosaan. Pasalnya mereka tidak memiliki kuasa dalam hubungan antara pelaku. Mirisnya kasus ini banyak baru terungkap karna korban hamil dan akhirnya baru mengaku.

Seharusnya kasus ini tidak terjadi jika sang pelaku bermoral dan orang terdekat lainnya memperhatikan perkembangan sang anak gadis mereka. Sangat disayangkan bukan, mereka yang seharusnya menjaga tetapi malah merusak.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management