A. Pengertian Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun tidak yang berfungsi sebagai saran partisifasi masyarakatdalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam undang-undang No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial.
B. Unsur-unsur Organisasi Sosial
Unsur-unsur organisasi sosial adalah sebagai berikut :
1. Kepengurusan
2. Peraturan/ ketentuan organisasi
3. Hubungan kerja
4. Tujuan
5. Sumber
6. Kualitas
C. Ciri-Ciri Organisasi Sosial
1. Keberhasilan dan kelangsungan hidup
Pada organisasi laba, makna keberhasilan usaha keberlangsungan hidup organisasi memberikan pelayanan terbaik (mutu tinggi dan murah) yang memuaskan konsumen atau pelanggannya. Mekipun hal ini juga ada benarnya pada organisasi sosial, namun tujuan memuaskan donatur tampaknya adalah hal yang lebih penting.
2. Permintaan selalu melebihi penawaran
Tampaknya hukum penawaran dasar adalah berbanding terbalik pada organisasi nirlaba. Jenis organisasi ini paling sering menghadapi jumlah permintaan klien jauh lebih banyak daripada apa yang bisa disediakan olehnya.
Menghadapi kondisis seperti ini, biasanya dilakuikan kembali peninjauan keputusan tentang siapa yang mesti dilayani lebih dulu dan kemana mengalokasikan sumber daya yang ada agar dicapai hasil lebih baik. Keadaan ini sering membuat suatu orsos memperlakukan oara pelayan antrian yang menimbulkan bekas arsip.
3. Penyebaran tanggung jawab
Pada organisasi laba, tanggungjawab atas semua pekerjaan sudah dirumuskan dengan jelas terlebih dahulu. Para pemilik dewan pengurus (komisaris) yang akan mengangkat seorang direktur pelaksana. Pada organisasi sosial/LSM, ini tidak mudah dilakukan.
Anggota dewan pengurus bukanlah organisasi. Beberapa anggota dewan pengurus sering memandang diri sebagai manager, sementara itu beberapa orang anggota staf dan sukarelawan juga sering menganggap diri mereka sebagai dewan pengurus. Disisni ditektur pelaksana mungkin memiliki wewenang terhadap beberapa orang staf, tetapi tidak pada yang lainnya
4. Sukerelawan
Kehadiran tenaga sukarelawan dalam Orsos merupakan salah satukekuatan, tetapi juga sekaligus juga permasalahan sendiri. Kekuatannya terletak pada motivasi dan dedikasi mereka yang umumnya sangat tinggi disamping biayanya murah. Permasalahan terletakpada adanya perasaan seolah-oalh mereka memang sukarelawan.
5. Motivasi
Kebanyakan Orsos/LSM memandang tinggi staf yang memang punya motivasi tinggi yang lebih didodorong oleh semangat pengabdian daripada keinginan untuk memperoleh imbalan yang cukup. Motivasi dan dedikasi yang tinggi ini juga menjadi frustasi bagi para manager Orsos/LSM.
6. Sistem tugas yang tidak jelas
Jarang sekali ada kejelasan dalam Orsos/LSM tentang metode , apa yang paling efektif dan efisien untuk pelayanan jasa mereka. Cara kerja mereka tidak jelas dan tidak menentu. Kalau suatu pekerjaan bisa lancar, susah menetapkan mengapa bisa terjadi demikan.
7. Lingkungan yang majemuk dan dinamis
Sususnan lingkungan kerja Orsos/LSM saat ini makin majemuk. . sedikit sekaliu yang benar mengetahui hal ini atau merasa mampu menghadapinya. Kebanyakan persoalan yang dihadapioleh orsos adalah bagaimana meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat yang dibinanya, tetapi perubahan dapat yang terjadi di luar kendali mereka, secara terus menerus sering menghambatnya.
D. Tujuan Organisasi Sosial
Semua Organisasi sosial bertujuan untuk menanggulangi permasalahan kesejahteraan sosial dan kemanusiaan di Indonesia bersama dengan pemerintah dalam rangka melaksanakan usaha kesejahteraan sosial untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
E. Fungsi Organisasi Sosial
Organisasi sosial memiliki fungsi :
1. sebagai patner pemerintah yang menangani masalah kesejahteraan sosial secara dinamis dan bertanggung jawab brdasarka porinsip ’Swadaya, swadana, dan sebuah usaha
2. Sebagai motivator dan dinamisator serta dinamis partisifasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usha kesejahteraan sosial.
F. Daur Hidup Organisasi Sosial
Tahap I. Pancaran (Orientasi)
1. Organisasi yang memiliki pandangan dan sikap yang samaberkumpul memecahkan masalah.
2. Bermimpi Indah
3. Sikap mengorbankan apa saja
Ancaman : gagasan berguguran
Perlu : tindakan nyata
Tahap II. Bayi
1. Organisasi mulailahir dan dibentuk
2. Semangat, dedikasi dan produksi tinggi
3. Belum ada kesiapan dana yang memadai
Ancaman : mati usia dini
Perlu : kegiatan
Tahap III. Kanak-kanak
1. Kesibukan dan semangat luar biasa
2. Anggaran dana mulai jelas
Ancaman : pendiri organisasi mulai was-was
Perlu : badan Pelaksana
Tahap IV. Remaja
1. Kegiatan mulai banyak
2. Aturan cara kerja disusun dan diorganisasikan (administrasi)
3. Prosedur dan mekanisme kerja mulai rapi dan teratur
Ancaman : Pengunduran diri karena kebebasan dan kreasi dikekang
Perlu : Pompa semangat bersama mendirikan organisasi
Tahap V. Dewasa
1. Mapan
2. Administrasinya semakin jelas dan teratur
3. Efisiensi
4. Menikmati hasil kerja (senang)
Ancaman : konflik kepantingan
Perlu : Disentralisasi reorganisasi
Tahap VI. Matang
1. Tercapai tujuan
2. Kondisi kegiatan semakin baik
3. Administrasi benar-benar efisien
Ancaman : rutinitas melemahkan kreativitas, gagasan
Perlu : suntikan dari luar
Tahap VII. Aristokrasi
1. Muncul sikap apatis
2. Gagasan nyaris hilang
3. Produktivitas kerja menurun
4. Tujuan dan rencana pengulangan
Ancaman : membayangkan dan membanggakan masa-masa jaya
Perlu : pengubahan dari luar
Tahap VIII. Birokrasi Awal
1. Kekakuan birokrasi
2. Suasana menjadi smakin resmi
3. Produktivitas, semangat, dan kretivitas menjadi rapuh
Ancaman : kejenuhan merajalela
Perlu : sinergisasi
Referensi : Powerpoint Dosen dan tugas mahasiswa STKS Bandung
Rabu, 25 April 2012
Daur Hidup Organisasi
08.00
Mega's Blog
No comments
0 komentar:
Posting Komentar