Dalam komunikasi terdapat tujuh unsur pokok:
pihak yang mengawali komunikasi;
pesan yang dikomunikasikan;
saluran yang digunakan untuk berkomunikasi;
gangguan gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan;
situasi ketika komunikasi dilakukan;
pihak yang menerima pesan;
umpan balik dan dampak.
1. Pihak yang Mengawali
Pihak yang mengawali komunikasi mengirim pesan. Karena itu, kita sebut pengirim (sender). Pengirim ini menjadi asal atau sumber pesan. Maka, dalam bahasa Inggris disebut source (sumber). Pengirim adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, balk intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain, dalam kelompok kecil (small group), atau dalam kelompok besar (mass).
Sebelum masuk ke dalam proses komunikasi dengan orang lain, di dalam pikiran pengirim terjadi semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu dapat terjadi karena faktor di luar dirinya maupun karena hasil pengolahan isi pikiran yang ada di dalam benaknya. Peristiwa rangsangan dan pengolahan isi di dalam pikiran itu menimbulkan kebutuhan pada diri pengirim dan mendorongnya untuk menyampaikan perasaan atau gagasannya kepada orang lain.
Sebelum mengirim pesan, terlebih dahulu pengirim mengemasnya dalam bentuk yang dirasa sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh penerima. Pengemasan pesan itu disebut encoding. Secara harfiah encoding berarti memasukkan ke dalam kode. Dengan encoding, pengirim memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, seperti raut wajah,atau gerak-gerik tubuh.
Dalam proses encoding, pengirim melakukan dua hal. Pertama, memikirkan sungguh-sungguh perasaan atau gagasan yang hendak disampaikan. Kedua, menerjemahkan perasaan atau gagasan itu ke dalam kode berupa lambang dalam bentuk kata atau nonkata yang dirasa dapat menyampaikan makna yang hendak disampaikannya dengan tepat, baik, dan dapat diterima oleh penerimanya.
Dari berbagai kode dan lambang yang ada, pengirim memilili kode yang memenuhi kebutuhannya untuk menyampaikan makna, lalu mengaturnya agar dapat dimengerti dan diterima oleh penerima. Pada waktu melakukan encoding ini, pengirim tidak hanya memikirkan apa yang akan disampaikan, tetapi juga cara bagaimana hal itu dapat disampaikan agar tujuan berkomunikasinya tercapai dengan mendatangkan basil yang diinginkan dari penerima.
Dengan demikian, karena menjadi pencipta pesan, maka pengirim dapat mengendalikan macam pesan yang mau disampaikan, bentuk kemasan yang digunakan, dan acap kali media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan itu. Agar dapat melakukan encoding dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat membantu.
Pesan apa yang hendak disampaikan?
Kepada siapa pesan itu hendak disampaikan?
Dalam bentuk apa: verbal — dengan kata-kata, atau nonverbal — tanpa kata-kata, pesan itu akan disampaikan?
Media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan itu: lisan, tertulis, atau elektronik?
Akibat-akibat negatif apa yang mungkin dapat terjadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk dan melalui media itu bagi urusan yang terkandung dalam pesan dan huhungan pribadi dengan penerima? Apa yang dapat dibuat untuk mencegah akibat-akibat negatif itu?
2. Pesan yang Dikomunikasikan
Pesan yang dikomunikasikan adalah pesan yang berarti dan informatif. Anti dapat bersifat material seperti bahan bangunan, ekonomis seperti produk atau jasa, estetis seperti barang seni, etis seperti perbuatan amal kasih, atau religius seperti doa. Informatif bila pesan itu mengandung peristiwa, data, fakta, atau penjelasannya.
Pesan itu disampaikan untuk menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi, meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu. Agar dapat diterima dengan baik dan mendatangkan basil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan dengan situasi waktu komunikasi dilakukan.
3. Saluran Komunikasi
Setelah dikemas, pesan dapat disampaikan melalui saluran (channel) atau media. Pengirim dapat memilih media lisan (oral), tertulis (written), atau elektronik (electronic).
A. Media Lisan
Pesan yang disampaikan melalui media lisan dapat dilak-sanakan dengan menyampaikan sendiri (in person), melalui telepon, mesin dikte atau videotape. Penerima bisa seorang diri, kelompok kecil, kelompok besar, ataumassa. Keuntungan media lisan
antara lain:
1. Mendapat tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekadar permintaan penjelasan.
2. Memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerakgerik tubuh, raut wajah.
3. Dapat dilakukan dengan cepat.
B. Media Tertulis
Pesan yang disampaikan secara tertulis dapat disampaikan melalui surat, memo, laporan, hand-out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik, dan lain-lain.
Keuntungan dari media terlulis
antara lain:
Adacatatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah seperti informasi lisan.
Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.
C. Media Elektronik
Pesan yang disampaikan secara elektronik dilakukan melalui faksimili, e-mail, radio, televisi. Keuntungan dari media elektronik antara lain:
1. Prosesnya cepat
2. Data dapat disimpan
Jadi, pesan dapat dikirim melalui berbagai media dan media itu dapat dikombinasikan. Misalnya, pesan tertulis dijelaskan secara lisan. Pesan elektronik disusul dengan pesan tertulis. Karena itu, pesan dapat diterima dengan semua indra kita.
4. Gangguan komunikasi
Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan, yang dalam Bahasa Inggris disebut noise. Gangguan adalah “segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan”.
Gangguan komunikasi itu meliputi:
Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.
Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap.
5. Situasi Komunikasi
Komunikasi terjadi pada situasi: tempat, waktu, cuaca, iklim dan keadaan alam serta psikologis tertentu. Situasi merupakan konteks atau panggung serta arena tempat komunikasi terjadi. Situasi itu dapat alainiah, terjadi dengan sendirinya, atau direkayasa terjadi karena dibuat manusia. Situasi itu dapat resmi-formal, tetapi juga dapat tidak resmi-informal.
Situasi dapat mempengaruhi jalannya komunikasi dan tentu saja hasilnya. Sebab situasi dapat membuat pihakpihak yang berkomunikasi dapat betperilaku wajar atau tidak wajar, entah merasa minder, tidak percaya diri, takut, gemetar, berkeringat, atau merasa super terlalu percaya kelewat berani, amat fit.
Karena itu, pada waktu berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya mempertimbangkan isi dan cara me-nyampaikan, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan kita sampaikan.
6. Pihak yang Menerima
Pihak yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang menerima pesan disebut penerima (receiver).
Penerima menerima pesan melalui indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan, pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
Dari hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit, maka penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai meski tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima salah dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan besar dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
Penafsiran dan penerjemahan pesan itu, kecuali dipengaruhi oleh bank ingatannya, juga oleh mutu dan tingkat kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima dan keadaan si penerima ketika menerima pesan itu. Jika hubungan itu baik dan akrab kemungkinan penafsiran dan penerjemahan itu benar lebih besar daripada jika hubungan buruk dan jauh. Jika pada waktu menerima pesan itu penerima dalam keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan penerjemahan pesan mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan loyo.
Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.
7. Umpan Balik dan Dampak
Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang dan efektivitas komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik dapat negatif dan positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Un-ipan balik negatif dapat benar, tetapi juga dapat salah. Benar jika isi atau cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan sama sekali.
Umpan balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan ditangani, dan hubungan antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik. Baru sesudah umpan balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh terjadi.
Dalam komunikasi penuh, secara bergantian peran penerima pesan berubah menjadi pengirim pesan, dan pengirim pesan berubah menjadi penerima pesan. Akibat pesan yang disampaikan, saluran yang digunakan serta situasi komunikasi ikut berubah-ubah pula. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan mendatangkan dampak bagi pengirim maupun penerima. Dampak itu dapat fisik, seperti kehangatan pada waktu berjabat tangan; emosional, seperti waktu hati menjadi gembira atau susah; kognitif, seperti bertambahnya pengetahuan karena menerima informasi baru; atau gabungan dari dampak-dampak itu.
http://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/05/11/unsur-unsur-komunikasi/
Rabu, 18 April 2012
UNSUR KOMUNIKASI
08.02
Mega's Blog
No comments
0 komentar:
Posting Komentar